Ikat kaki

Bukan pertama kali dunia selalu membuatmu merasa kecil

Kamu pikir kamu bebas

Merdeka lebih dari merdeka

Lepas dan sembuh

Kamu mungkin terlalu fokus berlari

Berharap ada yang bisa melepas tali di kaki

Nyatanya kamu hanya menambah simpul baru

Mencetak memar dan darah baru

Lalu sekarang apa?

Berangan-angan pelepas ikat kaki yang utopis?

Atau

Berjalan sendiri tanpa ikat kaki sampai mati?



Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

What if?

Bagaimana jika memang aku yang tak pantas? Melewati batas Tak berkelas Tak bisa membalas Bagaimana jika memang aku yang tak layak? Mudah terkoyak Tak pernah beri nyenyak Tak bisa beri banyak Bagaimana jika memang aku yang tak menawan? Sering berawan Bukan jutawan Hanya sastrawan Bagaimana jika memang kita bukan jodoh? Berjalan bodoh Langkah mengecoh Akhirnya roboh
Baca selengkapnya

Kata Sambutan

Malam ini tiba-tiba memutuskan untuk mengunduh kembali aplikasi Blog dengan alasan yang masih sama kaya dulu, apalagi jikalau bukan karena insekuritasku yang mendorong hasrat pengen nulis aj a. Seperti biasanya, rutinitas pertama yang dilakukan ketika BUKA BLOG LAGI adalah bacain ulang semua post-post yang ada. Lalu ternyata diri ini masih kacget. Ya sepertinya nama blog ini harus diganti dengan judul yang lebih merepresentasikan isinya :) Akhirnya sebelum ngepost tulisan baru, perempuan yang umurnya udah di atas 20 tahun ini gatel pengen nyortir mana post yang harus dihapus, hanya disimpan, dan (layak) dipublish. Selama bacain tulisan sendiri antara seneng sama sedih. Seneng karena tau manusia ini berkembang, sedih karena ternyata blog ini cuma salah satu dari jutaan blog yang isinya sangat s t a n d a r ; CURHATAN DOANG. But it is the purpose anw hehe. Jadi, ya untuk tulisan-tulisan selanjutnya masih akan sama. Masih tentang curahan hati. Sekian. Fun fact: Ada beberapa tulisan y
Baca selengkapnya